Thursday 27 October 2011

Pengaruh Karya Rabelais pada Perubahan Sistem Pendidikan di Prancis


Pentagruel (1532) dan Gargantua (1534) merupakan dua karya Rabelais yang membicarakan tentang kritikan terhadap sistem pendidikan di Prancis kala itu. Sebagai karya sastra yang memiliki fungsi salah satunya adalah sebagai kritik sosial, dua karya Rabelais ini memiliki peranan yang penting dalam sejarah sistem pendidikan Prancis. Melalui karya tersebut, Rabelais mengungkapkan bahwa sudah seharusnya ada pembaharuan dalam sistem pendidikan di Prancis. Sistem pendidikan yang diterapkan pada saat itu dirasa kurang tepat bagi para pembelajar, khususnya anak-anak. Hal – hal yang diutamakan adalah metode hafalan dan teori tanpa mengedepankan pembinaan nalar, cara berpikir dan suasana belajar yang menyenangkan. Akibatnya banyak masyarakat yang pintar berteori tanpa benar – benar memahami apa yang dipelajarinya. Banyak juga yang merasa jenuh bahkan hampir sinting dengan sistem pembelajaran seperti itu.

Karya tersebut dapat dikatakan cukup efektif untuk mempengaruhi perubahan sistem pendidikan di Prancis. Melalui karya Rabelais ini, akhirnya pada tahun 1880 dicanangkan secara resmi tentang reformasi sistem pendidikan di Prancis oleh Jules Ferry yaitu tentang pemisahan sekolah (pendidikan sekular) dari agama/gereja (pendidikan keagamaan), pendidikan cuma-cuma bagi seluruh penduduk Prancis dan wajib belajar sampai tingkatan sekolah dasar, yang kemudian ditambah sampai sekolah lanjutan.

Memang, mengubah sistem pendidikan bukan merupakan hal yang mudah karena harus juga mengubah banyak aspek dalam kehidupan, tertutama mengubah pola pikir masyarakatnya. Butuh waktu yang lama agar nilai – nilai utama yang terkandung dalam karya – karya Rabelais tersebut dapat menyebar secara luas dan merata ke seluruh lapisan masyarakat Prancis. Oleh karena itulah, sejarah pendidikan di Prancis dapat dikatakan sama lamanya dengan sejarah kesusastraannya.

Karya Rabelais ini juga mendorong timbulnya tokoh – tokoh lain dengan karya yang memiliki fungsi yang sama tentang sistem pendidikan di Prancis, yakni Montaigne (1533—1592) dan Jean Jacques Rousseau (1712—1778). Montaigne menerbitkan hasil renungannya dalam dua jilid: Essais de Messire Michel, Seigneur de Montaigne (1580). Buku itu berisi pikiran-pikirannya tentang banyak hal, sebagai reaksi atas pengalaman hidupnya. Sedangkan Rousseau menerbitkan Emile (1762, 5 jilid), yang mengungkapkan gagasan-gagasan Rousseau tentang pendidikan yang tentu juga harus diselaraskan dengan alam.

Selain itu, karya – karya Rabelais juga mengalami campur tangan pihak gereja. Terbukti dengan adanya beberapa bagian yang disensor oleh tokoh – tokoh dari Fakultas Teologi La Sorbonne, Paris, yang merasa diserang dengan idealisme humanis dan kritikan – kritikan terhadap ilmu hukum dan filsafat keagamaan yang berlaku saat itu. Hal ini juga mempengaruhi lamanya penyebaran karyanya pada masyarakat. Perubahan sistem pendidikan dalam suatu negara tentu saja menimbulkan kontroversi terutama di antara orang – orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan dan pemerintahan. Masing – masing memiliki pendapat tentang kelebihan dan kekurangan dari sistem pendidikan yang diusulkan. Sehingga sebelum sistem pendidikan tersebut diresmikan, usulan tersebut perlu dikaji secara mendalam. Seperti yang terjadi ketika itu, sebuah perdebatan panas antara Jules Ferry dengan kaum Jesuits yang anti-modern dan anti-revolusioner tentang Undang - Undang pendidikan pada tahun 1879 tidak dapat dihindarkan. Hingga akhirnya pada tahun 1880, Jules Ferry berhasil mengumumkan secara resmi Undang – Undang Pendidikan Prancis. Dari sini jugalah yang menjadi cikal bakal Undang – Undang Laïcité pada tahun 1905 tentang pemisahan urusan agama dengan urusan negara

Tugas 1 Sejarah Kesusastraan Prancis .




No comments:

Post a Comment