Saturday 21 January 2012

Analisis Unsur – Unsur Poetik dalam Puisi ˝La Musique˝ karya C. Baudelaire


Musik. Setiap orang pasti pernah mendengarkan musik dan setiap orang pasti menyukai musik karena musik menawarkan banyak pilihan jenisnya. Jenis – jenis musik tersebut memiliki karakter dan keistimewaan yang berbeda – beda. Sama halnya dengan sastra, penilaian terhadap musik juga berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Penilaian dari segi teknis maupun dari segi pemaknaan isinya. Namun demikian, yang terpenting adalah bahwa musik merupakan sebuah ekspresi dari ungkapan perasaan, jiwa dan emosi seseorang yang dituangkan dalam kata – kata dan diiringi dengan melodi – melodi. Hal itu yang membuat pesan dalam lirik – liriknya semakin kuat dan enak didengar di telinga sehingga dapat menyentuh perasaan si pendengar.

Dalam puisi La musique ini, Baudelaire merasakan bahwa musik dapat membuatnya seperti berpetualang, berlayar menjelajahi lautan. Mengarungi lautan siang dan malam. Musik membawanya merasakan suatu imajinasi yang luas tanpa batas seperti halnya angkasa luas yang tak berbatas dan melintasi bintang – bintang untuk menggapai mimpinya yang bersinar cerah. Musik membuat perasaan di dadanya membuncah dan bergejolak seperti saat berhadapan dengan gelombang besar yang dahsyat. Ada emosi yang teraduk – aduk di dalam hatinya ketika sebuah musik mengalun meski di dalam kesunyian malam. Ia selalu merasakan bahwa musik selalu menggetarkan seluruh hasratnya meski dalam sebuah penderitaan dan kegoncangan. Musik memberikan penawar dari luka yang ia rasakan dalam hidupnya. Alunan musik dapat membuatnya berdamai dengan kenyataan hidup yang keras dan membuatnya menderita. Di waktu yang lain musik juga tampak bagai sebuah cermin besar yang mampu merefleksikan keputusasaannya. Melalui musik, orang – orang juga dapat menggambarkan suasana hatinya. Ketika bahagia, musik yang mereka mainkan terdengar ceria dan berirama rancak sedangkan ketika mereka merasa galau, sedih dan menderita, musik yang mereka mainkan pun akan menceritakan tentang perasaannya saat itu, pelan, sedih dan menyayat hati. Meskipun musik yang dihasilkan hanya berupa instrumen saja tanpa lirik, musik mampu mencapai hati pendengar untuk kemudian mereka interpretasikan sendiri, makna apa yang terbesit dalam musik itu. Kepekaan si pendengar pun juga menjadi hal yang sangat penting dalam penginterpretasian tentang musik.

Elemen – elemen puisi seperti bunyi, rima, diksi dan gaya bahasa sangatlah berperan penting dalam penyusunan sebuah puisi. Dengan adanya elemen – elemen tersebut, puisi akan semakin mengena di hati pembaca atau pendengarnya. Elemen bunyi dapat menambah keindahan, bayangan akan angan – angan yang jelas, menimbulkan ekspresi yang kuat dan suasana yang khusus. Contohnya pada bait ke-1, terdapat kata – kata souvent, prend, plafond dan dans, yang jika didengarkan memiliki bunyi yang senada. Kemudian pada bait ke-3, terdapat kata sens dan vent. Lalu pada bait ke-4, terdapat kata fois, miroir dan désespoir.

Selain itu, peranan rima dalam puisi ini juga sangat penting untuk membentuk rasa musikal. Sesuai dengan judulnya “La musique” unsur musikal juga wajib memberikan pengaruh. Rima yang ditemukan dalam puisi ini berbeda – beda dalam tiap baitnya. Pada bait ke-1, rimanya : ABAB (mer – étoile – éther – voile). Pada bait ke-2, rimanya masih ABAB (gonfles – toile – amoncelés – voile). Sedangkan pada bait ke-3 mulai berubah tidak lagi mengadung les rimes croisées tetapi mengandung rima ABA (passions – souffre – convulsions) karena hanya terdiri dari 3tiga baris saja. Dan yang terakhir, bait ke-4 mengandung rima ABB (gouffre – miroir – désespoir).

Untuk pemilihan diksi, Baudelaire menggunakan banyak kata – kata yang indah. Seperti pale étoile pada bait ke-1. Dalam bahasa Indonesia secara harfiah berarti bintang pucat. Namun secara konteks dapat juga diartikan sebagai sebuah harapan yang sangat tinggi dan bersinar. Kemudian pada kata un vaste éther, kata ini jarang sekali terdengar dalam percakapan populer sehari – hari. Un vaste éther yang berarti angkasa yang luas memberikan makna sebuah petualangan yang besar dalam berimajinasi karena karakteristik puisi sendiri salah satunya adalah une aventure du langage (petualangan bahasa).

Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi ini adalah citraan perbandingan, metafora dan personifikasi. Contoh citraan perbandingannya adalah penggunaan kata penghubung comme pada kalimat untuk membandingkan obyek pertama dan obyek kedua. Contohnya pada kalimat “La musique souvent me prend comme une mer ! » dan kalimat « La poitrine en avant et les poumons gonfles comme de la toile. » Sebuah perbandingan yang memang digunakan untuk menguatkan karakter obyek yang ingin diperbandingkan. Untuk penggunaan gaya bahasa metafora, contohnya adalah pada kalimat « J’escalade le dos des flots amoncelés » yang secara harfiah dapat diartikan : Aku menaiki punggung gelombang yang bertumpuk. Unsur metaforanya terlihat pada le dos des flots amoncelés yang dapat dimaknai sebagai sebuah masalah atau bahaya yang besar yang mengancam seperti halnya ombak besar di pantai yang menjadi suatu ancaman bagi para wisatawan yang menghabiskan waktu di tepi pantai. Contoh lainnya dapat juga dilihat pada bait terakhir kalimat « Le bon vent, la tempête et ses convulsions sur l’immense gouffre me bercent » yang dapat diterjemahkan : Angin yang sejuk, badai dan goncangan pada teluk yang sangat besar membuaiku. Dalam majas bahasa Indonesia dapat pula perumpamaan semacam itu dimasukkan dalam personifikasi, yakni majas yang memberikan sifat – sifat manusia pada benda mati.

Kesimpulan dari analisis puisi ini adalah bahwa setiap unsur poetik sekecil apapun akan sangat berpengaruh dalam rangkaian sebuah puisi. Hal tersebut akan membuat pembaca lebih memaknai puisi ini secara lebih mendalam dan dapat mengena dalam hatinya. Bunyi dan rima berfungsi untuk membuat puisi ini terasa enak didengar ketika dibacakan karena ada pengulangan pola bunyi di dalamnya. Untuk diksi, gaya bahasa dan metafora menekankan pada pembandingan dengan suatu hal yang terdeteksi oleh indera manusia agar dapat lebih mudah untuk disampaikan. Pesan dari sebuah puisi dikatakan tersampaikan adalah ketika puisi tersebut mampu mempengaruhi emosi dan persaan pembaca atau pendengar sehingga mereka dapat memperoleh suatu nilai – nilai kehidupan yang dapat mereka pelajari sebagai bahan untuk berpikir lebih dalam.

Oleh : Anna Rakhmawati

0911130018

No comments:

Post a Comment