Sunday 7 October 2012

Mengapa menulis?


   “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tdak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”  (Pramoedya Ananta Toer). 

Menulis membebaskanku. Membesarkanku. Memberanikanku. Aku menulis untuk membaca kehidupan. Aku menulis untuk berkaca. Aku menulis untuk melepaskan air mata. Aku menulis untuk menjadikanku manusia. Aku menulis untuk membunuh malam. Aku menulis untuk memaknai hidup. Aku menulis untuk bersyukur. Aku menulis karena menulis menyembuhkan. Aku menulis untuk merapikan masa lalu. Aku menulis karena kata - kata bisa menguatkan. aku menulis untuk menggali hati nurani. Menulis adalah meditasi. (Iwan Setyawan, Penulis 9S10A dan Ibuk)

Menulis adalah kegemaran sebagian besar orang. Bahkan kini menulis telah menjadi profesi yang cukup menjanjikan. Banyak sekali penulis – penulis terkenal yang menjadi millionaire sebagai efek dari buku – buku yang mereka tulis terjual berjuta – juta kopi di seluruh dunia dan diterjemahkan ke dalam berbagai macam bahasa, sebut saja J.K Rowling dengan serial Harry Potter nya atau penulis Indonesia yang meledak dengan tetralogi Laskar Pelanginya, Andrea Hirata. Apalagi setelah novel – novel best seller mereka difilmkan dan meraih sukses serta keuntungan yang luar biasa. Wow! Siapa yang tak ingin seperti itu?  Semua orang pasti ingin. Produktif, karya-karyanya diterima oleh masyarakat, terkenal dan juga kaya. Perlu kita ingat, mereka tidak begitu saja tiba – tiba terkenal. Kerja keras dan perjuangan mereka sangat besar, dan mereka layak untuk mendapatkan itu semua. Sebenarnya kegigihan dan perjuangan mereka itulah yang mahal. Dan dari merekalah..para penulis – penulis besar itu, aku belajar dan terinspirasi.
Aku menyukai dunia tulis – menulis sejak SD. Pada saat itu, pelajaran yang aku sukai adalah Bahasa Indonesia terutama pada bagian mengarang. Masih teringat jelas, setelah liburan sekolah usai, guru Bahasa Indonesia ku memberi tugas untuk membuat karangan tentang liburan sekolah. Saat itu, ceritaku masih sangat sederhana, kalau tidak pergi ke rumah nenek di desa, ya liburan di rumah saja. Maklum, ketika liburan sekolah, kedua orang tuaku harus bekerja, dan impian liburan ke pantai, gunung, kota lain harus dikubur perlahan – perlahan. Namun demikian aku senang, liburan di desa menjadi hal yang luar biasa untuk kukenang saat ini. Berkumpul dengan kakek, nenek, saudara sepupu yang juga sama – sama liburan, pergi ke sawah, sungai, berpetualang, mencari belalang, mendengarkan dongeng dari kakek sebelum tidur. Ah.. indah sekali, dan tanpa kusadari, hal – hal tersebut menjadi inspirasiku saat ini. ^^
Kegiatan menulis tak pernah terlepas dari kegiatan membaca. Membaca menjadi hobiku sejak aku bisa mengeja kata. Aku sangat berterima kasih kepada guru TK ku, Bu Endang, Bu Asmuda dan Bu Richanah yang telah mengenalkanku pada aksara. Tak lepas pula peran Bapak dan Ibu yang selalu membelikanku majalah anak – anak dan buku – buku dongeng yang full colour juga permainan abjad yang menarik. Informasi dalam buku – buku tersebut memberiku banyak wacana yang tersimpan di brain storage yang sampai saat ini kugunakan sebagai amunisi untuk menulis. Sayang kini semuanya sudah hilang satu per satu.
Usia tampaknya berpengaruh pada sumber bacaan dan pola pikir kita. Masa – masa SD, buku – buku dongeng, fabel dan majalah anak – anak, seperti Bobo, Mentari, Aku Anak saleh dan Ina lah yang menemaniku menghabiskan waktu. Masa – masa SMP mulai membaca novel ringan seperti teenlit dan juga serial Harry Potter yang membuat imajinasi semakin subur. Sejak saat itu aku mulai untuk menulis diary. Dan aku sangat bersyukur, kebiasaanku menulis diary ini membawa dampak baik di masa depan. Kemudian masa – masa SMA, sudah mengarah pada novel – novel yang agak tebal seperti Tetralogi Laskar Pelangi, 5 cm,  KCB, AAC dll. Dan kecintaanku pada karya sastra semakin dalam dan tersalurkan semenjak aku menjadi siswa kelas Bahasa SMAN 1 Malang. Di sini aku menemukan keluarga yang juga mencintai membaca dan menulis. Apalagi saat di SMA ini, aku mulai mengenal berbagai bahasa selain Indonesia dan Inggris. Ada mandarin, perancis, jerman, arab dan jepang. Dan dari sinilah petualanganku di ranah bahasa dan sastra dimulai yang nantinya aku berharap akan menjelajahi tanah asal bahasa – bahasa tersebut.
Menginjak bangku kuliah, aku senang sekali memiliki banyak teman pecinta sastra dan bahasa. Ya aku menjadi mahasiswi Bahasa dan sastra Prancis. Kebiiasaan menulisku ini banyak membantu dalam mengerjakan tugas – tugas yang diberikan dosen. Kegiatan menuliskupun tak hanya seputar sastra. Sejak bergabung dengan Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas, aku belajar menulis berita, reportase, esai, editing, dan layouting. Bergabung bersama orang – orang kritis dalam lembaga ini sedikit demi sedikit mengubah pola pikirku untuk lebih analitis dan kritis. Namun demikian, aku masih mempunyai ruang untuk menulis sastra ketika bergabung dengan Komunitas Mata Pena. Sayangnya aku tidak dapat berkontribusi banyak di sini karena di sisi lain aku mempunyai tanggung jawab dan kewajiban mengurus organisasi lainnya.
Saat ini aku lebih menyukai karya – karya sastra yang mengajak berpikir lebih, buku perjalanan, dan karya sastra yang mengandung motivasi. Seperti serial supernova, buku – buku tere liye, buku – buku Dewi Lestari, Fahd Djibran, dan lain – lain. Semua benar – benar menginspirasiku. Apalagi setelah aku bergabung dalam goodreads. Jejaring sosial untuk para pecinta buku.  Di sana, kita bisa memberi penilaian buku apa saja yang kita baca, mereviewnya, membaca synopsis buku yang ingin kita baca, atau berdiskusi dengan para pecinta buku lainnya.
Kawan, pernahkah mendengar tentang teori motivasi, ketika kita menginginkan sesuatu, kita harus bergerak menuju hal tersebut hingga kemudian, semesta pun berkonspirasi untuk mewujudkannya. Ini nih lebih tepatnya “And, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it.” The Alchemist,  page 23, by Paulo Coelho.
Nah, menjadi seorang penulis buku adalah cita – citaku. Untuk menjadi seorang penulis aku pun ingin bertemu dan menimba ilmu dari penulis – penulis dan seniman favoritku yang karya – karyanya selalu bisa menginspirasiku untuk menulis. Beberapa di antaranya tanpa kusadari telah terwujud dan aku bersyukur karenanya.  Baik yang dipertemukan dalam suatu forum kepenulisan atau hanya sekedar booksigning, hal tersebut merupakan suatu kebahagiaan buatku. Aura positif mereka menular. Mereka adalah :
-          Habiburrahman El Shirazy atau yang akrab disapa Kang Abik. Saat itu aku bertemu dengan beliau dalam acara SMAN 3 Malang di aula skodam pada tahun 2008 dalam rangka bedah buku Ayat – Ayat Cinta. Sayang sekali pada saat itu aku lupa membawa bukunya untuk ditandatangani.
-          Afifah afra, Penulis yang aktif di FLP ini kukenal lewat karya – karya islaminya yang sering kubaca ketika SMP. Kami bertemu di FIB dan beliau diundang oleh Kerohania Islam FIB (GenQ) pada 2009.
-          Boim Lebon, penulis yang punya gaya penulisan kocak ini adalah penulis Lupus, novel dan film kocak jaman SD. Kami dipertemukan dalam forum kepenulisan yang diadakan oleh mahasiswa FPIK UB pada 2010. Dan lagi – lagi saya lupa membawa bukunya untuk ditanda-tangani.. :(
-          Sujiwo Tejo. Siapa yang tak kenal dengan seniman nyentrik ini ? Karya – karya dan pemikirannya yang “nyleneh” membuatku harus berpikir dengan cerdas untuk menelaahnya. Dan dari beliau aku belajar tentang khasanah budaya jawa seperti wayang. Kami bertemu dalam sarasehan budaya yang diselenggarakan oleh BEM FIB dalam rangkaian Parade Budaya.
-          Ahmad Fuadi. Penulis yang melambung namanya lewat kisah inspirasi Negeri 5 Menara ini luar biasa. Semangat Man Jadda wa jada yang dijadikan tagline dalam karya – karyanya ini mampu memotivasi para penikmatnya. Kami bertemu dan dalam seminar yang diadakan oleh BEM FTP UB pada 2011. Di sini beliau banyak berbagi tentang tips memperoleh beasiswa ke luar negeri. Beliau pernah mendapatkan 8 beasiswa ke luar negeri. klik di sini
-          Dewi Lestari. Bahagia sekali bertemu dengan penulis wanita multi-talented ini. Kami bertemu di Gramedia Matos dalam acara booksigning Supernova Partikel pada 2012.  Sudah lama sekali aku ingin bertemu dengan beliau karena aku sangat terkesan dengan karya – karyanya. Sangat menginspirasi. Dalam kesempatan ini tidak ada talkshow, hanya sesi booksigning dan foto. Wow..sore itu hall gramedia dipenuhi oleh para penggemarnya. Selain itu, beliau juga menyempatkan untuk menulis beberapa kata motivasi untuk ku :



dewi lestari and I :)


pertikel's book signing
-          Putu Wijaya. Seniman senior ini diundang oleh BEM FIB UB dalam rangka parade Budaya 2012. Sebelum bertemu beliau, jujur saja aku tak mengenal karya beliau. Hanya tahu namanya saja, jadi aku putuskan untuk membaca salah satu novelnya sebelum datang ke acara sarasehan dengan beliau malam itu. Benar – benar sarasehan yang menarik, hal ini pernah kusinggung dalam klik di sini
-          Darwis Tere Liye. Penulis beberapa novel best-seller ini pembawaannya santai dan low profile. Novel fenomenalnya yang kemudian difilmkan adalah “Hafalan Surat Delisa”. Kami bertemu dalam forum kepenulisan yang diadakan oleh LPM Diagnostika FK UB pada 2012. Dari beliau aku banyak belajar tentang pemahaman dalam menulis. >> klik di sini
vera, aku, hiday dan tere liye
Sebenarnya masih banyak penulis – penulis yang ingin saya temui, seperti Andrea Hirata, Andre Budiman, Donny Dirgantoro, Adenita, Tasaro GK, Iwan Setyawan dll. Semoga suatu saat bisa bertemu dengan mereka atau bahkan aku juga ingin bisa bertemu dengan JK Rowling, Paulo Coelho dan Christoper Paolini.
Yang jelas, buatku, menulis adalah berbagi, terapi dan juga prestasi.  Semoga akan terwujud suatu hari nanti.Amiin ^^

07102012 @ 6.43 am

No comments:

Post a Comment