Thursday 17 January 2013

Yang Muda Yang Menginspirasi


Oleh : Anna Rakhmawati
0911130018
Sebagai Ujian Tengah Semeseter Dasar Jurnalistik

Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit."
"Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia."
 
Dikutip dari Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams

Begitulah sekelumit quote dari Bung Karno yang jika kita pahami dengan baik memiliki makna dan pesan yang mendalam bagi para pemuda Indonesia. Quote tersebut menggambarkan betapa kuatnya motivasi dan kepercayaan yang diberikan oleh Bung Karno pada para pemuda. Seribu orang tua, dengan kekuatan dan keadaan lahiriahnya yang semakin menurun, hanya mampu bermimpi. Namun seorang pemuda yang memiliki inisiatif, kemampuan dan semangat yang besar serta kekuatan fisik yang tangguh dapat membuat suatu gerakan menuju perubahan lebih baik dalam masyarakat bahkan mengubah dunia. Dapatkah kita rasakan betapa besarnya harapan dan cita – cita Bung Karno yang ia percayakan pada kita sebagai para pemuda generasi penerus bangsa? Ya, mengubah dunia.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi semakin canggih demikian juga dengan permasalahan dalam kehidupan semakin kompleks. Kompleksitas permasalahan negeri ini ini akan terus menjadi momok dalam kehidupan jika tidak ditemukan solusinya. Solusi yang tepat untuk suatu permasalahan dalam masyarakat adalah solusi yang digagas oleh orang – orang yang dekat dengan akar rumput (grass root) dalam artian dekat dengan keseharian masyarakat. Bagaimana mungkin seseorang akan dapat mencari solusi yang tepat jika ia tidak pernah ikut terjun serta mengalami masalah yang sama? Solusi akan berakhir sia – sia jika hanya berupa ide di awang – awang tanpa adanya eksekusi. Mereka yang memahami permasalahan masyarakat dan memiliki inisiatif serta kerja keras yang gigih akan bergerak dan berusaha untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dalam mengatasi permasalahan masyarakat. Mungkin representasi itulah yang dapat menggambarkan sosok – sosok pemuda Indonesia yang beberapa hari yang lalu mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Award 2012 (Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia) di Jakarta Convention Center. Mereka adalah pemuda Indonesia yang memiliki gagasan luar biasa yang memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya di bidang yang berbeda – beda. Seperti halnya, Eko Cahyono. Pemuda asal Kabupaten Malang ini mendirikan Pustaka Anak Bangsa. Perpustakaan ini sudah tersebar di beberapa desa di Kabupaten Malang. Selama 14 tahun ia berjuang secara swadaya untuk memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat desa yang kurang beruntung untuk menimba ilmu sebanyak – banyaknya dari buku – buku di perpustakaannya. Oleh karena itulah, pemuda 32 tahun ini mendapatkan penghargaan sebagai Pembebas Buta Huruf.  Kisah pemuda inspiratif lainnya datang dari lereng bukit Coppo, Desa Bacu – Bacu, Makassar. Desa ini sebelumnya tidak pernah terjangkau oleh listrik. Hingga kemudian muncul gagasan dari seorang pemuda bernama Harianto, mahasiswa jurusan kimia Universitas Negeri Makassar untuk membuat kincir air pembangkit listrik bagi kampungnya. Hal ini mendapat dukungan besar dari warga desa setempat. Akhirnya kini desa tersebut lebih hidup dan terang berkat adanya program ini. Masyarakat pun dapat melakukan kegiatan sehari – harinya dengan lancar. Berkat inisiatifnya tersebut, Harianto mendapatkan penghargaan sebagai Pencetus Terang Desa. Selain itu masih ada juga Dharma Sucipto, pemuda asal Gresik yang mendapatkan penghargaan Penggiat Jajanan Sehat sebagai wujud kepeduliannya terhadap bidang pertanian yang menjadi sumber makanan sehat, Rosmiati, bidan yang mengabdikan hidupnya untuk membantu terwujudnya masyarakat yang sehat di desa sebuah terpencil di Riau dengan predikat Penggerak Kesehatan Ibu dan Anak serta Noviyanto, pemuda asal Boyolali yang memberikan solusi dari permasalahan peternak sapi perah dengan mendirikan pabrik keju untuk produksi susu sapi berlebih.
Penghargaan kepada 5 orang yang telah terseleksi dari 1088 pendaftar kompetisi bagi para pemuda tersebut diberikan berdekatan dengan waktu peringatan sumpah pemuda. Momentum yang tepat untuk mengingatkan kepada kita, pemuda generasi penerus bangsa, bahwa masih banyak hal yang dapat kita lakukan untuk membuat perubahan di negeri ini sebagai wujud bakti pada bumi pertiwi seperti yang telah diikrarkan oleh para pemuda Indonesia pada saat Kongres Pemuda II tahun 1928.
Kisah perjalanan kerja keras mereka kini telah membuahkan hasil. Masyarakat telah terbantu dengan adanya program – program tersebut. Sosok 5 orang pemuda penerima penghargaan SATU Indonesia Award 2012 ini hanyalah contoh sebagian. Masih banyak para pemuda yang berjuang sesuai dengan kapasitas dan bidangnya masing – masing yang jarang  terpublikasikan. Padahal dengan adanya publikasi tersebut dapat menginspirasi pemuda lainnya untuk melakukan hal yang sama, hal yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Menjadi sebuah ironi ketika justru figur – figur pemuda dengan gaya hidup hedonisme yang hanya mementingkan kepentingan sendiri atau kelompok bahkan berakhir anarkis terlalu sering ditampilkan di media massa maupun elektronik dan menjadi konsumsi harian publik yang nantinya akan menggiring pola pikir dan gaya hidup para pemuda untuk cenderung mengikuti mereka. Perlu perhatian dan kepedulian khusus dari para pemilik dan pekerja media untuk memberikan tayangan yang tak hanya menjadi sekedar tontonan tetapi juga dapat menjadi tuntunan.
Mengingat kembali akan peranan pemuda atau mahasiswa sebagai agent of change, social control dan iron stock, lantas apakah yang dapat kita lakukan untuk membuat perubahan? Sebenarnya banyak hal bermanfaat yang dapat kita lakukan. Mulailah perubahan dari hal – hal kecil namun bermanfaat bagi sekitar. Sebagai contoh konkret, sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, kita harus memiliki kesadaran budaya yang baik. Mempelajari bahasa dan budaya asing bukan berarti meninggalkan bahasa dan budaya kita sendiri melainkan justru karena kita mempelajari budaya asing, kita harus lebih memahami dengan baik budaya kita sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan berpartisipasi dalam suatu komunitas di kalangan pemuda lalu mengadakan sebuah acara secara kontinyu untuk melestarikan  budaya lokal serta memperkenalkannya kepada dunia melalui wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Untuk mewujudkannya kita dapat bekerja sama dengan pegiat seni dan budaya daerah setempat. Mereka akan sangat senang jika dapat bekerja sama melestarikan budaya lokal bersama para pemuda. Fenomena yang terjadi saat ini adalah orang – orang asing yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sangat tertarik untuk mempelajari budaya kita. Maka tidak heran jika budaya lokal kita sering diakui oleh negara lain karena kita kurang perhatian pada budaya kita sendiri.
Marilah kita ingat lagi bahwa sejatinya mahasiswa akan kembali ke masyarakat dan menerapkan apa yang telah dipelajarinya di universitas untuk kemajuan masyarakat. Sebagai pemuda harapan bangsa, pemuda memiliki idealisme yang tinggi dan menjadi tumpuan generasi tua menggantungkan harapannya. Alangkah malunya kita ketika orang – orang yang tak lagi muda secara fisik namun masih tetap memiliki semangat para pemuda. Apakah kita yang masih muda ini hanya akan berdiam diri saja? Bergeraklah! Karena ide tanpa adanya pergerakan akan hilang ditelan zaman. Pergerakan kecil namun bermanfaat akan terukir menjadi cerita yang tidak akan hilang tergerus zaman. Pergerakan kecil akan menjadi inspirasi bagi terwujudnya suatu perubahan yang lebih besar.
Hidup Pemuda Indonesia!





3 comments:

  1. hidup pemuda indonesia. .. menginspirasi mbak artikelnya, memberikan motivasi kepada kita para pemuda...yang penting kita bermanfaat untuk orang yang ada di sekitar kita ....

    ReplyDelete
  2. "Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia." ....
    yups....
    Tapi realitanya sekarang malah anak mudanya yang kacau.....
    yang demen tawuran di mana mana,,....
    berbeda jauh dengan harapan bahwa mahasiswa akan kembali kemasarakat...
    eh, bener nggak si >,<

    ReplyDelete
  3. terima kasih mas deby :)
    semoga bisa selalu bermanfaat.

    mbak ana : memang terkadang kenyataannya begitu, karena kehidupan ini memang tidak seindah harapan dan memiliki byk konflik. saya rasa media massa dan informasi saat ini juga sangat bertanggung jawab dengan moral para masyarakat khususnya pemuda, sepertinya untuk berita ttg kelakuan buruk pemuda lebih ditonjolkan daripada sisi positif para pemuda yang menginspiratif :)

    ReplyDelete